Cerita seks ini Update Setiap Hari, Jadi jangan sampai terlewatkan setiap cerita seks disini

Thursday, July 15, 2010

Bermain seks dengan kakak temanku

Cerita ini terjadi waktu aku masih berumur 13 tahun. Walau cerita ini udah lama terjadi, tapi peristiwa ini masih membekas dipikiranku. Tentu aja masih membekas, soalnya peristiwa inilah yang membentuk aku jadi maniak seks seperti sekarang.

Mba Susis adalah kakak temanku, Kejadian ini terjadi saat mba susis duduk di kelas 3 SMA

Mba Susis adalah seorang perempuan yang sangat menarik. Wajahnya cantik, rambutnya panjang, kulitnya putih dan bodynya… hmmm.. masih tergambar jelas bodynya yang aduhai. Aku masih ingat bagaimana dulu aku sering sekali memelototi dadanya yang ranum. Sebenarnya dadanya tidak terlalu besar, tapi membusung kedepan, benar-benar bulat sempurna. Aku juga senang sekali memperhatikan lekukan pinggangnya yang seperti gitar spanyol itu, pantatnya yang membulat dan pahanya yang putih. Apalagi kalau dia memakai celana pendek favoritnya, terlihat jelas paha mulusnya dan betis bulir padinya yang aduhai. Hmmm…. Pantas saja banyak teman prianya yang mengejar-ngejarnya.

Waktu itu turun hujan lebat dan kebetulan aku saat itu dekat dengan rumah temanku. Akupun pergi ke rumah temanku dengan niat mau berteduh dan meminjam baju dan celanananya. Namun waktu itu temanku tidak ada dirumah tapi aku disuruh menunggu oleh mba susis kakaknya temanku. Akupun masuk kedalam karena diluar kedinginan sekali. Setelah aku masuk, mba susis membawakanku handuk dan secangkir teh hangat.

"Ni Rian mba bawain handuk sama teh hangat, lekas minum agar badanmu hangat atau mau yang lebih hangat? Tanya ba Susis

Lek lek lek, sambil menggigil kedinginan.

“Maksudnya pa mba ?” tanyaku.

“Iya mau mba peluk ga ?"

"Jangan ah mba dosa, lagian ada orang tua mba " jawabku

"ah ga papa rian, dirumah ga ada siapa-siapa Rian hanya kita berdua saja"

"Owh" jawabku

"Ya sudah sekarang ikut mba ke kamar yuk"

Sambil malu-malu aku jawab "Mau ngapain di kamar mba ?"

" kita dokter-dokteran" Mba menjawab sambil menarik tangank, dan akhirnya aku pun berada di kamar berdua. Setelah itu tiba-tiba mba susis mengunci pintu...

"Kenapa dikunci mba ?" Tanyaku yang berpura-pura polos

"Kan kita mau dokter-dokteran jadi dikunci" Sambil tertawa mba susis menjawab

"Dokter-dokteran itu kan untuk anak kecil, masa kaya adik saya saja main dokter-dokteran ?" Tanya polosku

"Ini beda, kan mba udah dapet pelajarannya di SMA" katanya merayuku.

"Hmmm… ya udah, jadi gimana mainnya ?" tanyaku.

"Mba yang jadi dokternya, kamu yang jadi pasiennya. Sudah kamu tiduran dulu ditempat tidur, mba siap-siap" suruhnya.

Kemudian aku naik ke tempat tidurnya dan berbaring terlentang.

"Sakit apa de ? saya periksa dulu ya…" kata mba susis berakting. Kemudian dia menaikkan bajuku dan mengetuk-ngetuk dadaku layaknya seorang dokter.

"Wah de ini sakitnya parah" katanya. Aku tertawa kecil karena mba susis pandai sekali meniru seorang dokter. Kemudian tangannya turun mengetuk-ngetuk perutku sambil berkata "Sepertinya penyakitnya ada dibawah sini" kemudian dia berusaha membuka kancing celanaku.

Tanganku memegang tangannya, menahan dia membuka celanaku. "Kok celananya dibuka mba ?" tanyaku yang berpura-pura menolak

"Mau disembuhin penyakitnya gak ?" katanya sambil pura-pura melotot. Aku terdiam, kemudian melepaskan tangannya. Dia tersenyum kemudian berkata “Gitu dong, kan mau diobatin”.

Kemudian dia melepas kancing celanaku dan resletingnya. Kemudian dia melorotkan celanaku hingga terpampanglah burung mudaku. Aku hanya diam menahan malu.

"Wah ini dia sumber penyakitnya" katanya riang kemudian memegang burungku. Kemudian dia duduk disebelahku. Mukaku semakin merah, apalagi burungku secara perlahan tapi pasti menegang membesar.Mba susis malah tertawa "Nah aku bilang apa, ini dia masalahnya, tuh dia makin keras, makin besar !" sambil mengelus-ngelus lembut burungku.

Tubuhku tergetar karena nikmat yang menjalari tubuhku. Burungku makin tegang dan makin membesar.

"Mba…" kataku lemah karena keenakan. "Tenang ya rian, mba obatin dulu ya" katanya. Celanaku dibuka secara penuh kemudian dia menaruhnya di kursi dekat meja belajarnya. Selangkanganku dilebarkan, kemudian dia berpindah posisi, dia duduk diantara kedua pahaku.

Kemudian mba susis mulai mengulum penisku. Aku semakin menerawang, inilah kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Saat mba susis mengulum dan menyedot-nyedot penisku, dia mengeluarkan suara-suara erotis diantara keluar masuknya penisku di mulutnya. Ternyata saat aku melihat, tangan kirinya meremas-remas payudaranya. Hmm tak heran badannya ikut bergetar saat mengulum penisku.

Tiba-tiba mba susis berhenti mengulum penisku. “Sebentar ya” kata mba susis yang kemudian berdiri. Aku hanya menatapnya dengan tatapan tidak rela karena tidak ingin kehilangan kenikmatan tadi.

Ternyata mba susis melorotkan celana dalamnya. Karena dia memakai rok, celana dalamnya langsung turun, kemudian dia membuangnya kelantai. Dia kembali duduk diantara selangkanganku, tapi kali ini dia agak melebarkan pahanya.

Mba Susis kembali mengulum penisku. Badanku kembali bergetar keenakan. Diantara sadar dan tidak, aku mulai mencium suatu bau khas, yang sekarang aku tau kalau bau itu adalah vagina.

Aku melihat mba Susis yang terus mengulum penisku. Tangan kirinya yang tadi meremas-remas payudaranya sekarang berada di selangkangannya, tapi aku tidak bisa melihat apa yang dilakukan tangan itu sebab tertutup kain rok yang masih dipakainya. Tapi aku menduga bau khas tadi pasti berasal dari selangkangannya itu.

Kemudian mba Susis membuka Rok dan bajunya, akhirnya mba susis telanjang bulat. "diam ya" kata ba susis kemudian mba susis memasukan batang kemaluanku ke vaginanya. Mba susis pun mulai bergoyang diatasku, sambil berdesah "ahh,,,,,ahh,,,,ahhh,,aaahh. Rian kamu juga bergoyang donk biar lebih enak..! " Karena sangat nikmatnya akupun ikut bergoyang dan merasakan nikmat yang luar biasa.

Sleeeeeeeep"ah,,,,, ah,,,ah,,ah,, rian nikmat banget" desahannya mba susis sambil mengarahkan tanganku ke payudaranya. Aku pun langsung merames payudaranya dan bertambahlah nafsu birahiku. Kenikmatan itu semakin naik, semakin naik, semakin naik, sampai ubun-ubunku, badanku bergetar hebat.

“Mba… aku mau pipis…” kataku sambil menahan dorongan hebat dari vaginanya. Tapi mba Susis tidak memperdulikan, bahkan mempercepat goyangannya. Aku merasa gila karena keenakan.. “Crotz… Crotz.. Crot..” akhirnya maniku keluar didalam.

Friends

Followers

Cerita seks Copyright © 2009 Not Magazine 4 Column is Designed by Ipietoon Sponsored by Dezigntuts